Magetan Today
Warga Kabupaten Magetan digemparkan kabar pengejaran perampok, diwilayah Kecamatan Nguntoronadi, hingga menewaskan anggota polisi Polres Madiun Kota, akibat terlibat laka lantas di jalan raya Nguntoronadi- Kawedanan, Selasa (3/4).
Kabar terus berkembang melalui Sosial Media (Sosmed), hingga akhirnya pengendara mobil avansa nopol AE 1462 FL, yang diduga pelaku perampokan dibekuk di Desa Madigondo, Kecamatan Takeran oleh anggota Polsek Takeran.
Penangkapan tersebut kembali viral di sosial media, ratusan wargapun melurug kantor Polsek Takeran, karena penasaran dengan wajah pengemudi mobil yang diduga pelaku perampokan tersebut. ” Saya ingin tahu wajah perampok yang tertangkap,” kata Ari Irawan (25) warga Kecamatan Takeran, Selasa (3/4).
Ironisnya, kabar penangkapan perampokan tersebut Hoax. Kapolsek Takeran, AKP Susilo Budi, menegaskan jika penghentian mobil Avansa nopol AE 1462 FL, atas koordinasi dengan Polres Madiun Kota, karena pengemudi melarikan diri saat hendak dihentikan petugas dalam operasi rutin Satlantas Polres Madiun Kota. ” Kami hanya diminta oleh Polresta Madiun, jika melihat kendaraan dengan identitas tersebut harap dihentikan, karena kami melihatnya melintas di Desa Madigondo langsung kami hentikan,” kata Kapolsek Takeran kepada Magetan Today.
Selanjutnya pengemudi mobil berinisial KSW ( 32), warga Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, diperiksa oleh anggota Reserse Polres Madiun Kota di Mapolsek Takeran. ” Karena ini bukan kewenangan kami, kami serahkan semua ke Polres Madiun Kota,” tegas AKP Susilo Budi.
Sementara itu, terkait tewasnya anggota Satlantas Polres Madiun Kota dibenarkan oleh warga Desa Nguntoronadi yang menyaksikan aksi kejar- kejaran tersebut. Korban terjatuh dijalan raya Nguntoronadi-Kawedanan dengan kondisi luka dikepala. ” Saya melihat dua polisi dari arah barat (Kawedanan) menuju Timur (Kebonsari) mengejar mobil avansa hitam, tiba – tiba kedua polisi yang bocengan motor jatuh,” tutur Rudianto, warga setempat.
Selanjutnya, korban dilarikan ke Puskesmas Gorang- Gareng Taji. Nahasnya, nyawa salah satu polisi yang diketahui bernama Aipda Atok Wahudi tidak dapat diselamatkan, sedangkan rekanya Bripka Johan Hari, hanya mengalami luka ringan di tangan dan kaki. ” Ketika sampai di Puskesmas korban sudah meninggal,” kata petugas Puskesmas Gorang- Garang Taji.