Magetan Today
Bupati Suprawoto mengaku bangga dengan kreatifitas warga Kabupaten Magetan yang tetap produktif ditengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Apa yang dilakukan warga desa Pragak, Kecamatan Parang mungkin dapat dijadikan semangat dan contoh masyarakat lain, khususnya Kabupaten Magetan.
Mewarnai keberagaman batik di Kabupaten Magetan, kini bertambah dengan hadirnya batik dari desa Pragak. Batik produksi Kelompok masyarakat (Pokmas) dengan nama “Parang Selo” memiliki berbagai motif diantaranya Sekar Taji, Maskumambang, Simbar Mbeji dan Likak-Likuk Bolu.
Kini, desa Pragak Kecamatan Parang diresmikan menjadi Kampung batik oleh Bupati Magetan, ” Magetan kini memiliki 30 perajin batik, dengan berbagai ragam motif yang indah, termasuk Kampung Batik Pragak,” kata Suprawoto, Bupati Magetan, Kamis (17/12).
Bupati Magetan berharap, baju batik tidak harus diindentikan dengan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN), namun sebagai kekayaan Kabupaten Magetan yang harus dijaga dan dilestarikan. ” Warga Magetan harus terbiasa memakai baju batik, jangan selalu identik dengan ASN,” ungkapnya.
Disisi lain, Bupati Suprawoto mewajibkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup Pemkab Magetan untuk memakai baju batik tidak dengan motif tertentu.” Kamis – Jumat, PNS Magetan harus memakai batik, bebas motifnya,” ujar Bupati Magetan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Magetan, Sucipto, berharap Kampung Batik Pragak dapat menjadi wahana wisata baru di Kabupaten Magetan sebagai destinasi industri batik. ” Semoga Kampung batik Pragak dapat menjadi destinasi wisata Industri batik di Kabupaten Magetan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kampung batik Pragak memiliki 20 perajin. Para perajin terkumpul dalam kelompok “Parang Selo”.