Magetan Today
Bupati Magetan, Suprawoto, menyambut baik keberadaan 4 SMA di Kabupaten Magetan yang dipilih menjalankan program Duoble Track, produk unggulan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Program double track SMA perlu dilakukan untuk mengatasi persaingan global di era industri 4.0 yang berfokus pada pendidikan vokasional. ” Sukses tidak hanya profesi mainsteam, namun sebagai pelaku usaha, juga akan mendulang keberhasilan, ” kata Suprawoto, ketika ditemui di SMAN 1 Plaosan, Sabtu (23/11).
Suprawoto berharap, ketrampilan yang diberikan kepada siswa double track juga mengolah potensi kearifan lokal, salah satunya kulit. ” Alangkah bagusnya jika anak-anak double track juga memiliki ketrampilan mengolah potensi Magetan, kulit misalnya. Agar produk kulit hulu hingga hilir dapat digarap putra daerah,” ujar Bupati Magetan, ketika mendampingi Tim SMA double track Provinsi Jawa Timur di SMAN 1 Plaosan.
Terpisah, Ketua Pengolah data Doble Track , Fajar Baskoro, memastikan jika siswa double track akan mendapatan sertifikat ketrampilan ketika lulus SMA. ” Selain keahlian, siswa double track akan mendapatkan sertifikat keahlian,” jelasnya.
Tahun ini, Program double track SMA telah memasuki tahun Kedua. Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Dindik Jatim dengan pihak ITS yang dilaksanakan di Gedung Rektorat ITS, 29 Agustus 2018.
Program SMA double track, diharapkan mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) terampil dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT). ” Program ini sebagai solusi lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jadi Kami berikan ketrampilan untuk bekal menjadi pengusaha atau bekerja disektor Industri,” ujar Sukemi, Divisi Dokumentasi dan Informasi ITS, Surabaya.
Sebagai informasi, sebanyak 4 SMA Negeri di Kabupaten Magetan terpilih menjalankan double track yakni, SMA Negeri 1 Barat, SMA Negeri 1 Plaosan, SMA Negeri 1 Karas dan SMA Negeri 1 Parang. Sedangkan seluruh Jawa Timur terdapat 157 SMA menjalankan program unggulan Dindik Jatim tersebut.