Magetan Today
Jagung bakal menjadi potensi andalan Kabupaten Magetan, dengan luas tanaman mencapai 15 ribu hektar, hasil panen jagung di Kabupaten Magetan melimpah ruah.
Sejumlah wilayah di Kabupaten Magetan menjadi sentra penghasil jagung, diantaranya Kecamatan Parang, Kecamatan Poncol, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Karas, Kecamatan Panekan dan Kecamatan Sidorejo.
Bahkan, Pemkab Magetan memproyeksi jagung akan menjadi santapan khas Kabupaten Magetan dengan berbagai macam olahan berbahan dasar jagung. ” Dengan panen melimpah, jagung harus mendapat tempat di Kabupaten Magetan, tidak hanya sebagai kudapan serta pakan ternak,” kata Suprawoto, Bupati Magetan, Rabu (3/10).
Bupati mencontohkan, jagung harus dapat merangsek masuk ke sejumlah kawasan wisata di Kabupaten Magetan, agar pelancong mendapatkan cemilan khas Kabupaten Magetan berbahan Jagung. ” Bisa berbentuk nasi jagung, jagung rebus serta berbagai cemilan berbahan dasar jagung,” ujar Suprawoto.
Namun, ada Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan Pemkab Magetan dibalik melubernya panen jagung yakni mahalnya harga benih antara Rp 60 ribu – Rp 100 ribu lebih.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHP dan KP) Kabupaten Magetan, Eddy Suseno, tidak menampik permasalahan benih yang dikeluhkan petani tersebut. ” Benih hibrida mahal, tadi pak Bupati sampaikan ada yang diatas Rp 100 ribu, saat ini kita berusaha untuk penangkaran benih di UPTD agar harganya terjangkau oleh petani,” ungkap Eddy Suseno.
Eddy berharap, Pemkab Magetan mendapatkan varietas unggul yang dapat ditangkar yang selanjutnya dijual kepada petani dengan harga murah. ” Kita terus ujicoba untuk menemukan Varietas terbaik tanaman jagung, agar dapat dikembangkan di Kabupaten Magetan,” pungkasnya.