MAGETAN TODAY– Jika mendengar nama Kabupaten Magetan, sejumlah orang akan mengaitkan dengan keberadaan Pondok pesantren (Ponpes) Al Fatah, yang memiliki puluhan ribu santri dari berbagai negara.
Dengan jumlah penghuni kurang lebih 33 ribu jiwa. Aktifitas di Desa Temboro, Kecamatan Karas layaknya masyarakat di Kota Madinah, Saudi Arabia. Mayoritas warga Temboro mengenakan pakaian khas umat islam Timur tengah, yakni Jubah Muslim bagi laki- laki dan Niqab untuk kalangan perempuan.
Kepala Desa (Kades) Temboro, Sabar, menuturkan jika sebelumnya Temboro layaknya desa – desa pada umumnya. Seiring berjalanya waktu banyak berdatangan santri ke Ponpes Al Fatah. ” Sebenarnya awal dari Desa Temboro ini hanya sebuah wilayah desa yang biasa, namun sudah terdapat pondok pesantren kecil di sini. Kemudian untuk pertama kalinya ada ulama dari Pakistan datang kesini untuk menyebarkan dakwah. Alhamdulilah kini Temboro menjadi pusat pembelajaran agama islam,” ungkapnya Jumat (15/4).
Pantauan Media Ini, aktifitas ekonomi warga desa Temboro seketika berhenti ketika berkumandang adzan. Warga berduyun – duyun ke Masjid terdekat. Toko dan lapak jualan mereka seketika ditutup dan dibuka kembali ketika kembali dari tempat ibadah. ” Semua ke Masjid,” ungkap Khoirul Anwar (27) warga setempat.
Pada bulan Ramadan, desa Temboro menjadi jujugan umat muslim dari seluruh Nusantara dan dunia yang ingin belajar lebih mendalam tentang Islam.