Magetan Today
Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHP-KP) Kabupaten Magetan mencatat, kurang lebih 167 hektar tanaman padi di Kabupaten Magetan mengalami puso atau gagal panen.
Selain Puso, ratusan hektar tanaman padi juga mengalami masalah akibat krisis air, yakni ringan 143 hektar, sedang 116 hektar serta berat 151 hektar.
Padahal, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan memiliki 95 titik sumur Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) yang tersebar disejumlah wilayah se- Kabupaten Magetan.
Selain itu, setiap tahun Pemkab Magetan mengucurkan dana Rp 3,5 Miliar untuk perawatan dan pengeboran sumur P2AT baru. ” Anggaran pengeboran dan perawatan Rp 3,5 Miliar tahun 2018. Tahun ini juga sama,” kata Yuli Karyawan Iswahyudi, Kepala bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Magetan, Kamis (13/6).
Ironisnya, puluhan sumur P2AT yang dibangun Pemkab Magetan tidak mampu mengatasi krisis air yang dialami petani di Kabupaten Magetan. Buktinya, ratusan hektar tanaman padi dipastikan gagal panen.
Selain P2AT milik Pemkab Magetan, di Kabupaten Magetan ada 110 sumur air tanah yang dibangun Pemerintah pusat sejak tahun 1980-an. ” Pemerintah pusat memiliki 110 titik sumur air tanah juga, yang masih tercatat sebagai aset mereka,” jelas Yuli Karyawan Iswahyudi.
Sebagai informasi, Musim Tanam Kemarau (MK) 1 (satu), terdapat 21 ribu hektar tanaman padi di Kabupaten Magetan. Namun akibat krisis air, 167 hektar tanaman padi gagal panen, sedangkan ratusan hektar lainya terkendala pasokan air irigasi.