Magetan Today
Prosesi adat Labuh Sarangan digelar warga kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Jumat (2/4).
Tumpeng diarak menuju telaga oleh Kepala kelurahan serta warga setempat sebelum dilarung ke tengah Telaga Sarangan atau Telogo Pasir.
Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan membatasi pengunjung yang datang hanya 25%. ” Kita batasi pengunjung hanya 25 persen,” kata Suprawoto, Bupati Magetan, Jumat (2/4).
Didampingi Kepala Disparbud Kabupaten Magetan, Joko Trihono, Bupati Magetan Suprawoto hadir untuk menyaksikan adat turun temurun warga Sarangan yang digelar setiap Jumat Pon pada bulan Ruwah tersebut. ” Ini adalah kearifan lokal warga Sarangan yang wajib kita jaga,” ungkap Kang Woto sapaan Bupati Suprawoto.
Pengawasan ketat terus dilaksakan Disparbud Kabupaten Magetan bagi wisatawan yang datang ke Telaga Sarangan. Penerapan Protokol kesehatan diterapkan sejak pelancong tiba dipintu masuk tiket. ” Kita terapkan sejak dipintu masuk,” jelas Joko Trihono mendampingi Bupati Magetan.
Sebagai Informasi, sejak tahun 2020 lalu kegiatan adat labuh Sarangan tidak digelar oleh Pemkab Magetan akibat Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Mengulang Tahun lalu, tahun ini upacara Labuh Sarangan juga tidak akan dihelat oleh Pemkab Magetan.
Sebelum wabah Covid-19 melanda, kegiatan labuh sarangan dilaksanakan dua kali. Selain tingkat kelurahan Sarangan, Pemkab Magetan melalui Disparbud Kabupaten Magetan juga menggelar dengan konsep lebih meriah dengan tujuan menarik wisatawan.
Buceng Gono Bau dibentuk ukuran jumbo dan diarak mulai Kantor Kelurahan Sarangan menuju Telaga. Dalam perjalannya buceng Gono bau diiringi puluhan penari serta pendukung lainnya. Kegiatan Labuh Sarangan masuk kalender pariwisata Kabupaten Magetan.